![]() |
foto: perkembangan akuntasi di Indonesia |
Akuntansi adalah merupakan ilmu yang sering disebut dengan bahasa bisnis. Tidak ada satupun bisnis yang bisa lepas dari Akuntansi. Bisa dibayangkan, bagaimana suatu bisnis atau usaha untuk menghitung laba-ruginya jika tidak ada ilmu akuntansi. Pada makalah perkembangan akuntasi di Indonesia, okanedinero.com akan mencoba menjelaskan sedikit tentang sejarah dan perkemabangan akuntansi di Indonesia.
Tujuan dari di tulis makalah perkembangan akuntasi di Indonesia ini adalah untuk menelusuri sejarah akuntansi dan bagaimana bisa menjadi salah satu ilmu sosial yang begitu penting.
Akuntansi berbeda dengan beberapa ilmu lain. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan atau humanis, kemunculan akuntansi sebagai ilmu diawali terlebih dahulu dari praktiknya pada kehidupan sosial ekonomi manusia. Para ahli sepakat bahwa fungsi atau praktik akuntasi dalam hal ini pencacatatan kejadian ekonomi sudah dimulai lama, yaitu sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia. Oleh karena itu, sejaah akuntansi diawali dengan kemunculan praktiknya terlebih dahulu dan kemudian diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuannya.
Pada makalah perkembangan akuntasi di Indonesia, tidak ada salahnya kita mengetahui pengertian akauntasi supaya lebih mudah untuk memahami sejarah dan perkembangan akuntansi di Indonesia. Menurut Sumarman (2013:1), akuntansi adalah suatu seni untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencatat transaksi sesuai kejadian yang berhubungan dengan keuangan untuk mendapatkan informasi berupa laporan keungan yang dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan.
Sejarah dan
perkembangan akuntansi di Indonesia secara umum dibagi atas zaman kolonial dan
zaman kemerdekaan. Meskipun begitu, praktik pencatatan akuntansi sudah ada
sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Akan tetapi, penelitian mengenai
hal tersebut masih jarang dilakukan.
Pada zaman kolonial,
Gubernur Jenderal VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) telah mengharuskan
dilakukannya praktik pencatatan akuntansi atas penerimaan uang, pinjaman, dan
jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran dalam hal perdagangan
rempah-rempah. Setelah VOC bubar, perusahaan Belanda yang semakin marak di
Indonesia berdampak terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Catatan
pembukuan Belanda pada saat itu merupakan modifikasi sistem Venice-Italia.
Selain Belanda, pedagang dari Cina, India dan Arab turut andil dalam
perkembangan akuntansi di Indonesia pada masa itu.
Pendidikan tinggi untuk
ilmu akuntansi pada zaman kolonial juga belum ada di Indonesia. Pelajar yang
ingin menjadi sarjana ekonomi pada masa itu harus belajar ke negeri Belanda,
seperti Bung Hatta dan Dr. Abutari yang dikenal sebagai akuntan pertama
Indonesia.Sedangkan, pada zaman penjajahan Jepang sudah diadakan latihan
pegawai dan kursus-kursus pencatatan akuntansi pola Belanda.
Setelah kemerdekaan,
praktik akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah praktik akuntansi
ala Belanda atau dikenal dengan tata buku. Seiring perkembangan ekonomi di
Indonesia dan masuknya modal asing di Indonesia khususnya dari Amerika Serikat
maka praktik akuntansi di Indonesia mulai mengadopsi praktik akuntansi dari
Amerika Serikat dengan mengadopsi prinsip-prinsip akuntansi Amerika Serikat
yaitu GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) atau dikenal
dengan istilah PABU (Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berterima Umum).
Sebelumnya,
perkembangan standar akuntansi di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1973 di
mana Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip
Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi yang kemudian
dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Pada saat itu,
standar akuntansi Indonesia masih berkiblat pada US-GAAP (United
States-Generally Accepted Accounting Principles). Pada periode 1984-1994,
komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973 dan menerbitkan
PAI 1984. Namun sejak tahun 1994, ada perubahan kiblat dari US-GAAP ke International
Financial Reporting Standards (IFRS) yang ditunjukkan dengan adanya
kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International
Accounting Standards (IAS) sebagai dasar membangun Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia. Pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk
menerapkan standar-standar akuntansi baru yang kebanyakan konsisten dengan
IAS.Proses harmonisasi atau konvergensi standar akuntansi lokal ke standar
akuntansi internasional telah dilakukan oleh sebagian besar negara di dunia
lebih dulu.
Pada tahun 2006 sampai
dengan tahun 2008, konvergensi IFRS di Indonesia memasuki tahap satu, di mana
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia terus direvisi secara berkesinambungan.
Kemudian, pada tahun 2008 hingga tahun 2010, konvergensi IFRS di Indonesia
memasuki tahap adopsi di mana seluruh IFRS sudah diadopsi ke
seluruh PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Selanjutnya pada tahun
2011, konvergensi IFRS masuk pada tahap persiapan akhir, yaitu
tahap penyiapan infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah
mengadopsi IFRS. Pada tahun 2012, konvergensi IFRS di
Indonesia memasuki tahap implementasi yaitu perusahaan go public dan
multinasional di Indonesia telah diwajibkan untuk menerapkan IFRS untuk
penyusunan laporan keuangan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012.
Konvergensi IFRS atau
harmonisasi standar akuntansi internasional dilakukan dengan harapan bahwa
kualitas laporan keuangan semakin meningkat, meningkatkan daya banding
informasi akuntansi antar perusahaan di negara yang berbeda, dan memudahkan
pencatatan transaksi internasional. Sementara itu, bagi negara berkembang,
konvergensi IFRS bermanfaat untuk memperkuat daya saing pasar
modalnya dan meningkatkan investasi oleh pihak asing di era globalisasi saat
ini.Konvergensi atau harmonisasi standar akuntansi juga sangat bermanfaat bagi
negara berkembang dan terbelakang yang belum memiliki standar akuntansi dan
audit yang memadai. Selain itu, harmonisasi standar akuntansi internasional
juga menyebabkan peningkatan aliran dana investor asing masuk ke suatu negara
sehingga turut menggerakkan roda perekonomia suatu negara. Akan tetapi,
harmonisasi standar akuntansi juga memiliki batasan yaitu berupa sistem hukum,
politik dan perpajakan setiap negara yang berbeda-beda yang mengakibatkan kurang
kompatibelnya standar akuntansi internasional tersebut terhadap kondisi lokal
masing-masing negara yang mengadopsinya.
Demikian makalah perkembangan akuntasnsi di Indonesia ditulis dan semoga ini menjadi bahan ilmu pengetahun bagi siapa saja yang membaca tulisan ini dan menjadi berkah bagi blog okanedinero.com
0 Komentar