foto ilustrasi liability atau utang |
Setelah dalam artikel okadinero sebelumnya yang membahas pengertian aktiva dan fungsinya untuk bisnis, dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang liabilitas atau kewajiban dalam akuntansi. Dalam persamaan akuntansi aktiva=kewajiban+ekuitas, maka kita tentu sangat perlu untuk memahami apa itu kewajiban, fungsi, jenis dan bagaimana kewajiban mempengaruhi dalam suatu proses siklus akuntansi.
Liabilitas atau kewajiban adalah jumlah terutang oleh bisnis pada periode tertentu. Liabilitas atau biasa disebut sebagai kewajiban juga sering dinyatakan sebagai utang dalam pencatatan akuntansi.
Pengertian liabilitas yang dikutip dari Investopedia adalah suatu kewajiban yang dimiliki seseorang atau entitas yang harus dibayar berdasarkan periode tertentu, biasanya didasarkan atas nilai uang. Namun, selain uang, liabilitas juga bisa berupa kewajiban dalam bentuk jasa, barang, atan manfaat ekonomi lainnya. Liabilitas ini akan dicatat berlawanan atau diseblah kiri dalam pencatatan di neraca.
International Accounting Standart Boards (IASB) mendefenisikan liabilitas sebagai kewajiban entitas saat ini yang berasal dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya melalui arus kas keluar entitias tersebut.
Oleh karena itu, adanya hak yang dimiliki oleh perusahaan maka akan diikuti juga dengan adanya kewajiban. Namu perlu diingat bahwa kewajiban ini atau liabilitas berbeda dengan beban, hal ini karena beban adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mejalankan bisnis segangkan hutang adalah sesuatu yang wajib dibayar tanpa melihat kondisi bisnis saat ini.
Jenis-jenis liabilitas
1. Kewajiban lancar (Jangka Pendek)
Kewajiban atau liabilitas jangka pendek juga biasa disebut dengan liabilitas lancar yaitu dimana kewajiban jatuh tempo selama siklus operasi normal atau satu tahun.
Contoh dari kewajiban lancar adalah
• Utang dagang- utang yang berasal dari pembelian barang dangang.
• Utang tagihan atau akrual- beban perusahaan yang belum dibayarkan secara tunai.
• Pendapatan diterima di muka- adalah kondisi dimana perusahaan telah menerima pendapatan namun barang atau jasa belum di realisasikan kepada konsumen
• Utang wesel- adalah pinjaman berbunga yang jatuh tempo satu atau kurang dari satu tahun
• Utang deviden- adalah kewajiban yang harus disalurkan kepada para pemegang saham dari keuntungan kegiatan perusahaan
• Pajak pertambahan nilai
• Pajak pengahasilan
• Utang gaji atau benefit karyawan
2. Kewajiban tidak lancar (jangka panjang)
Liabilitas atau kewajiban tidak lancar ini disebut juga dengan kewajiban jangka panjang karena masa pembayarannya yang lebih dari satu tahun. Biasanya dalam liabilitas jangka panjang terdapat restriksi atau batasan yang berguna untuk memberikan perlindungan antara peminjam maupun pihak yang dipinjamkan.
Kewajiban jangka panjang ada biasanya karena sebuah perusahaan ingin mengembangkan bisnisnya atau baru memulai bisnis.
Contoh liabilitas jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, atau hutang wesel jangka panjang.
3. Kewajiban kontinjensi
Kewajiban atau likuiditas kontinjensi bisa dikatakan kewajiban berdasarkan kejadian luar biasa.Maksudnya luar biasa adalah kewajiban yang berpotensi timbul akibat peristiwa masa lalu. Itu artinya, kewajiban tersebut tidak bersifat aktual.Singkatnya, kewajiban bisa saja timbul tergantung terjadinya peristiwa saat ini atau mendatang. Dalam pencatatan, kewajiban jenis ini tidak dicatat dalam laporan keuangan secara aktual. Namun hanya sebagai lampiran.
Contoh liabilitas kontinjensi adalah gugatan atau garansi produk.
0 Komentar