![]() |
foto: peninggalan kerajaan Sriwijaya |
Kerajaan Sriwijaya
adalah sebuah kerajaan yang menjadi salah satu kerajaan maritim terbesar yang
ada di wilayah Indonesia. Letaknya kerajaan ini berada tepat di Pulau Sumatera
dengan corak khasnya yaitu Budha.
Kerajaan Sriwijaya juga
menjadi sebagai sebuah kerajaan yang berhasil berkuasa dalam mengendalikan
jalur perdagangan utama di wilayah Selat Malaka. Serta berhasil pula untuk
menaklukkan berbagai kerajaan yang ada di Pulau Jawa.
Sebagai kerajaan yang
berada di jalur perdagangan yang melintasi Selat Malaka, terdapat banyak sekali
para pedagang yang singgah di jalur perdagangan ini guna membeli rempah-rempah.
Tidak hanya barang berupa rempah-rempah saja, awal mula berdirinya kerajaan
Sriwijaya juga terjadi pula sebuah pertukaran kebudayaan yang dibawa oleh para
pedagang yang berasal dari India, Arab, dan China yang membawa dampak terhadap
budaya di Pulau Sumatera sampai sekarang ini.
Bukti awal mengenai
keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok
dari Dinasti Tank, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun
671 dan tinggal selama 6 bulan.
Selanjutnya prasasti
yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu Prasasti
Kedukan di Palembang, bertarikh 682.
Kerajaan Sriwijya berkembang
di abad ke-8 hingga abad ke-12. Diperkirakan masih satu zaman dengan Kerajaan
Mataram Hindu. Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan maritim yang mempunyai
armada dan aktivitas perdagangan melalui laut yang amat intensif dengan pusat
di Muara Sungai Musi, Palembang.
Kerajaan Sriwijaya ini
juga menjadi rumah bagi pertumbuhan peradaban berbasis Buddhisme. Sriwijaya
mempunyai interaksi perdagangan, pengetahuan dan kebudayaan dengan India,
China, Khmer dan Timur Tengah. Catatan I-Tsing menunjukkan pertalian ini dalam
catatan perjalanannya ke Sriwijaya.
Dalam perkembangannya,
kebesaran Sriwijaya terletak pada aktivitas dan interaksi maritimnya yang
sangat kuat. Kerajaan Sriwijaya didukung dari kekuatan-kekuatan
regional seperti India, China, dan Khmer (Kamboja). Jejak-jejak kebesaran ini
terdapat pada catatan dan prasasti yang menunjukkan kebesaran Sriwijaya.
Kemunduran pengaruh
Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut karena beberapa peperangan.
Di antaranya tahun 1025 serangan kepada Rajendra CholaI dari Koromandel.
Selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya berada di bawah kendali
kerajaan Dharmasraya.
Setelah keruntuhannya,
kerajaan ini terlupakan dan keberadaannya baru diketahui kembali lewat
publikasi tahun 1918 dari sejarawan Prancis George Cœdès dari École
française.
Sekian dulu untuk kali
ya sahabat okanedinero, semoga artikel makalah tentang kerajaan Sriwijaya ini berguna
dan menjadi ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Sampai jumpa lagi di
artikel-artikel yang membahas seputar ilmu pengetahuan berikutnya.
0 Komentar